Skip to main content

Psikologi Sebagai Ilmu Pengetahuan Yang Mandiri


Psikologi Industri sebagai ilmu pengetahuan mandiri

Pengertian Psikogi Industri dan Organusasi sebagai ilmu pengetahuan  mandiri adalah psikologi semakin berkembang menjadi ilmu mandiri dimana semakin luas, kegiatannya tidak hanya menerapkan metode, fakta dan prinsip dari psikologi manusia sebagai tenaga kerja, melainkan melaksanakan juga penelitian dalam upaya menjawab pertanyaan dasar tentang peran manusia dalam organisasi. Dimana organisasi yang dimaksud adalah organisasi formal yang tujuan utamanya mencari keuntungan dari hasil produksi dan jasa dan bukan mencari keuntungan misalnya lembaga pendidikan, rumah sakit dan sebagainya. Salah satu metode yang digunakan dalam Psikologi Industri adalah Metode Eksperimen.

Metode Eksperimen merupakan metode yang mencari pembuktian, menguji hubungan sebab-akibat dan mejelaskan dengan lengkap jawaban dari pertanyaan dalam penelitian.

Hambatan dalam penelitian Metode Eksperimen antara lain :

·        Ada dua karakteristik yang menjadi ciri eksperimen, yaitu adanya manipulasi terhadap satu atau lebih variable independen dan adanya pembagian kelompok secara random menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika salah satu karakteristik tersebut tidak dilakukan, maka penelitian tersebut tidak dikatakan sebagai eksperimen

·        Eksperimen sebaiknya dilakuakan di dalam laboratorium, sehingga peneliti dapat mengendalikan situasi sesuai dengan tujuan penelitian

·       Peserta memiliki kecenderungan untuk mengubah perilaku sehari-harinya karena mereka menyadari sedang menjadi objek penelitian

Evaluasi Kerja

1.      Langkah yang dapat dilakuakan untuk mengatasi masalah dalam melakukan evaluasi jabatan antara lain :

·        Adanya penekanan bahwa evaluasi jabatan tidak bertujuan untuk mengukur atau menilai hasil kerja seseorang

·        Membuat peserta merasa bebas dari perasaan akan dinilai, sehingga didapatkan gambaran yang objektif tentang nilai relative pekerjaanya bagi perusahaan atau organisasi

·        Penekanan bahwa evaluai jabatan hanya menghasilkan harga atau nilai relative suatu jabatan, tidak menentukan seberapa besar bayaran atau imbalan yang akan diberikan kepad apemegang jabatan, gaji ditentukan oleh kebijaksanaan serta kemampuan perusahaan untuk membyar karyawan

2.      Perbedaan Seleksi dan Penempatan

·        Sasaran Seleksi adalah suatu rekomendasi atau keputusan menolak atau menerima seorang calon berdasar dugaan tentang kemungkinan keberhasilannya, mempelajari pekerjaan dan menentukan sejauh mana degree test dapat memperkirakan kinerja pada pekerjaan tersebut

·        Sasaran Penempatan adalah rekomendasi untuk mendistribusikan calon pekerja kepada pekerjaan yang berbeda-beda berdasarkan dugaan kemungkinan keberhasilan dari calon, mengidentifikasi pekerjaan mana yang paling tepat sesuai dengan minat dan keterampilan individu.

 

 

 

Pendekatan perilaku atau situasional

Keberhasilan seorang pemimpin selain ditentukan oleh sifat-sifat dan perilaku pemimpin juga dipengaruhi oleh situasi yang ada dalam organisasi. Fiedler dan Chermes menyatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang bergantung pada interaksi kepribadian pemimpin dan situasi. Hubungan pemimpin-anggota berkaitan dengan persepsi bawahan atas pimpinan mereka dan bagaimana pemimpin diterima anggota. Teori kepemimpinan situasional, dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth Blanchard, yang berdasarkan pada adanya keterkaitan antara hal-hal berikut: Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, jumlah dukungan sosio emosional yang diberikan oleh pimpinan dan tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukan dalam melaksankan tiugas khusus, fungsi atau tujuan tertentu. Menurut teori ini pemimpin haruslah bersifat situasional, keberhasilan seorang pemimpin adalah apabila mereka menyesuaiakan gaya kepemimpinanya dengan tingkat kedewasaan atau kematangan anak buah.Tingkat kedewasaan atau kematangan anak buah dibagi menjadi 4 yaitu :

·        Pertama intruksi adalah untuk pengikut yang rendah kematangannya, orang yang tidak mampu dan mau memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan sesuatu adalah tidak kompeten atau tidak memiliki keyakinan.

·       Kedua konsultasi adalah untuk tingkat kematangan rendah ke sedang, orang yang tidak mampu tetapi berkeinginan untuk memikul tanggung jawab memiliki keyakinan tetapi kurang memiliki ketermapilan

·        Ketiga partisipasi adalah bagi tingkat kematangan dari sedang kerendah, orang-orang pada tingkat perkembangan ini memiliki kemampuan tetapi tidak berkeinginan untuk melakukan tugas yang diberikan        

·        Keempat delegasi adalah bagi tingkat kematangan yang tinggi, orang-orang pada tingkat kematangan ini mampu, mau serta memiliki keinginan untuk memikul tangung jawab (Thoha, 1983:74-76)

 

Gaya kepemimpinan situasional yang tepat Jika pemimpin memiliki kemampuan untuk merangsang bawahannya untuk berpikir

Tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok yang berbeda menuntut gaya kepemimpinan yang berbeda pula. Jika pemimpin memiliki kemampuan untuk merangsang bawahannya untuk berpikir,  gaya kepemimpinan situasional yang ia gunakan adalah perilaku hubungan dimana seorang pemimpin menggunakan komunikasi dua-arah, mendengar, memotivasi, melibatkan pengikut dalam proses pengambilan keputusan, serta memberikan dukungan emosional pada mereka. Perilaku hubungan juga diberlakukan secara berbeda di aneka situasi.

 

Menurut Teori Motivasi, Setiap individu memiliki kebutuhan akan persahabatan, kebutuhan ini dapat diungkapkan dengan 2 cara yaitu :

Kebutuhan persahabatan didasari oelh keinginan untuk mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain, merasa ingi disukai dan diterima oleh sesame. Kebutuhan ini dapat diungkapkan dengan dua cara yaitu

·         Seberapa mendesaknya suatu kebutuhan. Misalnya, kita merasa  lapar, namun harus menyelesaikan satu tugas dengan segera. Kalau kita merasa sangat lapar, kita akan makan. Tapi bila kita hanya   sedikit merasa lapar, kita akan memilih untuk menyelesaikan tugas.

·         Anggapan bahwa suatu tindakan akan memenuhi suatu kebutuhan.   Misalnya, ada dua kebutuhan yang mendesak -- keinginan untuk  menyelesaikan tugas atau makan. Persepsi tentang bagaimana kita   memandang dua kebutuhan tersebut sangat menentukan mana  yang akan diprioritaskan. Kalau kita berpikir bahwa kita bisa dipecat   karena tugas tidak selesai, kita akan mengorbankan waktu makan  siang untuk mengerjakannya. Sebaliknya, jika kita merasa tidak  akan mendapat masalah walaupun pekerjaan itu tidak selesai, kita  akan pergi untuk makan siang

 

1.      Anda pasti pernah melihat pertunjukan lumba-lumba. Jika Anda perhatikan, setiap kali seekor lumba-lumba berhasil melaksanakan suatu tugas, pemandu akan memberikan makanan kepada lumba-lumba tersebut. Teori belajar apakah yang digunakan dan dapatkah Anda menjelaskan proses pembelajaran yang terjadi ? Berilah contoh tentang penerapan metode pembelajaran tsb di dunia kerja !

Teori belajar yang digunakan pada contoh tersebut adalah Operant Conditioning. Proses belajar ini disebut instrumental dan respon, dimana makanan yang diberikan kepada lumba-lumba merupakan instrument yang digunakan pemandu, sehingga menghasilkan respon dari lumba-lumba yang kemudian bersemangat untuk melakukan pertunjukan. Thorndike mengemukakan suatu hukum yang merupakan penjelasan tentang prinsip penguat dalam teori belajar ini yang isinya “suatu tindakan yang mempunyai akibat menyenangkan akan dipelajari, tapi suatu tindakan yang mempunyai akibat yang tidak menyenangkan tidak akan dipelajari” atau “law of effect” (hukum akibat).

Contoh penerapan metode pembelajaran tersebut dalam dunia kerja adalah:

Pemberian penghargaan terhadap karyawan yang berprestasi, hal ini dapat memotivasi karyawan tersebut untuk bekerja lebih maksimal lagi, disisi lain juga memotivasi karyawan lain untuk bekerja lebuh giat lagi agar mendapatkan penghargaan yang sama atau bahkan lebih.

2.      Metode apa saja yang dapat digunakan dalam program pelatihan yang sasaran pembelajarannya berada di ranah kognitif ? demikian juga jika sasaran pembelajarannya bersifat afektif ? dan sasarannya bersifat psikomotor ? Jelaskan jawaban Anda !

·         Ranah Kognitif menggunakan Teori Kognitif

Tujuan aspek kognitif  berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan intelektual yang kemampuan memecahkan masalah  menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan dan metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecakan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata – katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta  dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta  diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab – akibat. Pada tingkat sintesis,  dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori – teori yang termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisi untuk membuat kebijakan.

·         Ranah Afektif menggunakan metode Classical Conditionig



Menurut Krathwohl (1961), bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon, Menghargai, Mengorganisasi, dan Karakteristik     suatu    nilai. Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek diantaranya skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu.

·         Aspek Psikomotorik

Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan ekspresif, gerakan interprestatif.

3.      Bandingkan pendekatan past oriented appraisals dengan future oriented appraisals. Jelaskan jawaban Anda !

past oriented appraisals merupakan penilaian yang berorientasi pada masa lampau, dimana perilaku seorang karyawan dimasa lampau dalam periode tertentu dinilai berdasarkan standar atau norma yang telah ditetapkan, apakah memenuhi harapan sesuai dengan tuntutan jabatannya atau tidak.

future oriented appraisals merupakan merupakan penilaian yang berorintasi kemasa depan, memusatkan diri pada kinerja yang akan datang dengan menguji potensi karyawan atau menetapakan tujuan prestasi dimasa yang akan datang.

Pendekatan past oriented appraisals kurang sesuai dengan perkembangan dunia kerja saat ini karena hanya berfokus pada masa lalu tanpa tahu tujuan yanga akan dicapai dan berorientasi sepihak pada atasan yang berhak memberikan nilai berdasrkan putusan pribadinya yang kadan kurang objektif. Sementara pada pendekatan future oriented appraisals atasan tidak hanya menilai, tapi bersama karyawan menetapkan tujuan prestasi sasaran kerja yang kemudian dapat digunakan sebagai pedoman penilaian. Karyawan tidak hanya melaksanakan tugas yang diberikan atasan tapi juga menentukan langkah perencanaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4.      Apakah yang dimaksud dengan halo effect/errors, central tendency, serta liniency dan strictness effect/errors ? Jelaskan juga jawaban Anda !

Halo effect/errors (Pengaruh Pamor) : penilai memberi nilai berdasarkan kesan umum yang diketahuinya dari hal-hal tertentu, dimana seorang karyawan diberi nilai tinggi atau rendah untuk banyak aspek karena penilai mengetahui (mengura mengetahui) bahawa karyawan tersebut memiliki nilai tinggi atau rendah untuk aspek tertentu. Halo Errors  terjadi karena penilai hanya memiliki sedidkit pengetahuan tentang pekerjaan yang dinilai dan kurang mengenal karyawan yang dinilai, tenaga kerja dinilai tinggi untuk beberapa aspek kerja karena memiliki satu aspek kerja yang tinggi, sehingga menguntungkan pekerja.

Central Tendency (kesalahan kecenderungan tengah) : penilai memberikan nilai rata-rata kepada semua orang yang dinilai. Hal ini muncul jika penilai mersa ragu atau tidak mengetahui pasti prestasi kerja orang yang dinilai atau mencari aman dengan tidak memberikan nilai baik atau buruk terhadap karyawan, tetapi hal ini justru sering menimbulkan kebingungan karena karyawan tidak dapat mengetahui kualitas kerja mereka apakah sudah maksimal.

Serta Liniency (kesalahan kelunakan ) : penilai terlalu murah atau lunak dalam melakukan penilaian , penilai beranggapan bahwa mereka harus berlaku baik kepada karyawan yang dinilai sehingga cenderung member niali yang tinggi, hal ini juga dapat terjadi karena penilai sengaja member nilai tinggi kepada pekrja dengan tujuan memberikan kepercayaan kepadanya sehingga dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan.

 Strictness effect/errors (kesalahan keketatan) : penilai cenderung menilai pekerja terlalu keras atau ketat, menganggap bahwa tidak ada karyawan yang baik kemampuannya ataulebih baik dari dirinya dan mengharapakan penilaian yang rendah, karyawan akan merasa malu dan meningkatkan motivasi kerjanya.

 

Comments

Popular posts from this blog

Undang-Undang yang Mengatur Tentang Batas Usia Kerja

Undang-Undang yang Mengatur Batas Usia Kerja 1.       Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Undang-Undang ini mengatur mengenai hal yang berhubungan pekerja anak mulai dari batas usia diperbolehkan kerja, siapa yang tergolong anak, pengupahan dan perlidungan bagi pekerja anak. 2.         Undang-undang No. 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 138 Tahun 1973 mengenai Batas Usia Minimum Diperbolehkan Bekerja Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang umur minimum seseorang untuk bekerja Umur minimum tidak boleh 15 tahun. Negara-negara yang fasilitas perekonomian dan pendidikannya belum dikembangkan secara memadai dapat menetapkan usia minimum 14 tahun untuk bekerja pada tahap permulaan. Umur minimum yang lebih tua yaitu 18 tahun ditetapkan untuk jenis pekerjaan yang berbahaya “yang sifat maupun situasi dimana pekerjaan tersebut dilakukan kemungkinan besar dapat merugikan kesehatan, keselamatan atau moral anak-anak”. Umur minimum yang lebih ren

Ajari Aku Mengenal Duniamu (AAMD Quotes)

Ajari Aku Mengenal Duniamu Tidak perduli sekuat apapun kau berlari menjauh dariku... tidak perduli sejauh apa cinta itu telah pergi dariku... pada akhirnya... cinta itu sendiri yang akan memaksaku untuk menjemputmu kembali padaku... Banyak yang sudah berdiri dihadapanku... namun mata ini seakan buta... banyak yang sudah mengetuk mata hati ini...namun hati ini seakan terkunci rapat... dan anehnya dirimu... tanpa perlu kau berdiri ataupun mengetuk pintu hatiku... aku sudah bisa melihatmu dan membuka pintu itu untukmu... Cinta itu seperti memainkan sebuah gitar... ketika kita memainkan melodi yang indah... kita akan lupa bahwa ada jemari yang lelah menahan sakit untuk menciptakan melodi itu... Jika melupakanmu adalah suatu keharusan dalam langkahku... aku memilih berhenti melangkah untuk tetap mengingatmu... Sang Pencipta "tidak" memiliki alasan mengapa "kau" dan "aku" dipertemukan lalu dipisahkan, mun